Ketika Tanah dan Cat Bersatu: Instalasi Unik Hadir di Museum Macan

Selasa, 24 Desember 2024 - 14:40 WIB
loading...
Ketika Tanah dan Cat...
Pameran terbaru di Museum Macan menghadirkan eksplorasi seni rupa kontemporer yang memukau melalui instalasi karya perupa internasional, Korakrit Arunanondchai. Foto/Armydian Kurniawan
A A A
JAKARTA - Pameran terbaru di Museum Macan menghadirkan eksplorasi seni rupa kontemporer yang memukau melalui instalasi karya perupa internasional, Korakrit Arunanondchai.

Dalam pameran bertajuk Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen, Korakrit memadukan tanah dan cat tembok untuk menciptakan lanskap visual yang dramatis dan penuh makna.

Hamparan tanah hitam legam dengan tekstur retak dan efek hangus terbakar menjadi inti dari instalasi yang menggambarkan persimpangan antara kehidupan modern dan tradisi spiritual. Menariknya, warna hitam pekat yang menonjol pada instalasi ini dihasilkan melalui pencampuran tanah dengan cat tembok, sebuah elemen yang menunjukkan inovasi artistik sekaligus kemampuan material yang tidak biasa.

Kolaborasi ini menjadi contoh bagaimana seni dapat melampaui batasan medium. Dua jenis cat dari merek Mowilex warna hitam yang digunakan dalam karya ini memberikan hasil akhir dengan kedalaman visual yang kuat. Pigmentasi yang kaya menghasilkan warna legam yang mencerminkan simbolisme kehancuran dan kebangkitan—tema utama dalam karya Korakrit.



Venus Lau, Direktur Museum Macan, menjelaskan bahwa pemilihan warna dalam pameran sangat penting untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan narasi. “Warna hitam legam dari cat mendukung eksplorasi simbolisme burung phoenix dan api dalam karya Korakrit, yang menggambarkan transformasi abadi,” ujarnya.

Pameran tunggal ini mengundang pengunjung untuk merenungkan tema universal seperti kehidupan, kematian, identitas, dan spiritualitas melalui pendekatan visual yang inovatif.

Menurut CEO PT Mowilex Indonesia Niko Safavi, pihaknya merasa bangga dapat menjadi bagian dari proses kreatif ini. "Meskipun cat tembok ini awalnya tidak diformulasikan untuk karya seni, seniman seperti Korakrit menunjukkan bahwa material ini memiliki potensi besar untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa," katanya.

Pameran ini terbuka untuk umum mulai 30 November 2024 hingga 6 Maret 2025.

(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)